I.1. Latar Belakang
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk mahluk hidup. Dalam pelaksaaan pengajarannya sangatlah kurang lengkap jika seorang pendidik (guru ataupun dosen) tidak melengkapinya dengan pelaksaan praktikum. Praktikum merupakan kegiatan integral dengan pelajaran Biologi. Pelajaran biologi merupakan aplikasi teori dan demonstrasi berbagai aspek didalamnya. Terkadang banyak sekolah maupun universitas yang mengabaikan pelaksanaan praktikum. Beberapa kendala tidak adanya pelaksanaan praktikum adalah kurangnya fasilitas yang mendukung (alat & bahan) ataupun jauhnya lokasi dari tempat pengadaan alat dan bahan ke tempat penuntutan ilmu (sekolah ataupun universitas).
Selain permasalahan praktikum, permasalahan lain adalah umumnya bagi peserta didik adalah susahnya peserta didik memahami materi Metabolisme.Menurut Wildan Yatim (2003) dalam Kamus Biologi, metabolisme adalah perubahan molekul suatu zat dari bentuk sederhana ke bentuk kompleks atau sebaliknya. Dalam mempelajari metabolisme, tidaklah lengkap jika tidak mempelajari tentang enzim. Enzim merupakan katalisator dalam proses-proses metabolisme baik perubahan dari bentuk sederhana ke bentuk kompleks ataupun sebaliknya. Tetapi banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui, factor apakah yang mempengaruhi cara kerja enzim karena betapa pentingnya enzim ini dalam proses metabolism mahluk hidup. Melihat permasalahan diatas adalah sangat baik jika mempelajari bagian terkecil yang berperan penting dalam metabolisme, yaitu enzim dengan cara yang kreatif.
Didalam makalah ini dibahas secara khusus dua permasalahan yang disatukan menjadimasalah pokok dan berhubungan.Masalah pokok itu yaitu tidak adanya pelaksanaan praktikum dikarenakan tidak adanya alat & bahan praktikum, serta suatu metode kerja yang dapat diterapkan untuk mengetahui faktor penghabat kerja enzim yang merupakan bagian dari metabolisme. Oleh karena itu, makalah ini diberi judul - pelaksanaan praktikum metabolisme “akitivitas enzim” dengan mempergunakan alat dan bahan sederhana–
Makalah ini diupayakan akan bisa membantu pengajar dalam mempersiapkan diri pribadi maupun alat & bahan praktikum yang merupakan salah satu problematika yang ada dalam pendidikan biologi.Oleh karena itu, makalah ini dilengkapi dengan Satuan Acara Pertemuan (lampiran 1) dan Panduan Pelaksanaan Praktikum (lampiran 3), serta gambar-gambar penuntun untuk pelaksanaan praktikum “aktivitas enzim” dengan alat dan bahan sederhana (lampiran 3).
I.2 Tujuan dan manfaat
I.2.1. Tujuan
1. Mengetahui alat-alat penuntun praktikum apa saja yang bisa disibtitusi dalam pelaksanaan praktikum “aktivitas enzim” dengan alat & bahan sederhana.
2. Mengatahui faktor-faktor apa saja yang bisa menghambat aktivitas enzim.
I.2.2Manfaat
Umum :Membuka kreativitas pendidik untuk mengadakan praktikum dengan inovasi-inovasi yang kreatif, agar pola pengajaran Biologi tidak terpaku kepada pemberian materi tetapi juga bisa diterapkan sampai pada apikasinya.
Khusus :
· Memberikan informasi kepada guru didaerah-daerah yang susah mendapatkan alat-dan bahan praktikum, untuk mengadakan praktikum “Aktivitas Enzim” dengan alat dan bahan yang sederhana.
· Memberikan semangat kepada peserta didik untuk lebih mengetahui tentang metabolism setelah mempraktekan praktikum sederhana “aktivitas enzim”.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pelaksanaan Praktikum Dengan Alat & Bahan Sederhana.
Dalam dunia pendidikan perlu dilakukan inovasi, yang secara umum diartikan sebagai pembaharuan yang terjadi dari suatu keadaan kepada keadaan lain yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Dalam kamus ilmu-ilmu social Hugo F. Reading (1986, dalam Din Wahyudin dkk, 2007) menjelaksan istilah innovation dalam tiga kategori yaitu innovation, innovation material dan innovation nonmaterial. Innovation diartikan sebagai elemen kultural baru, dan atau penerimaan tujuan-tujuan kultural baru oleh individu sembari menolak alat-alat kelembagaan masyarakat, innovation material diartikan sebagai inovasi dalam kebudayaan material, sedangkan innovation nonmaterial diartikan sebagai inovasi atau pembaruan dalam kebudayaan nonmaterial.
Menurut Santoso S. Hamidjojo (1974, dalam Din Wahyudin dkk) salah satu alasan ilmiah diadakan inovasi pendidikan adalah kurangnya sumber yang tidak memungkinkan usaha-usaha untuk mempertinggi mutu berbagai komponen pendidikan. Juga menurut Huberman dalam Santoso S. Hamidjojo (1974, dalam Din Wahyudin dkk) salah satu jenis inovasi dilihat dari sifatnya yaitu penggantian atau (substitution), misalnya iniovasi dalam bentuk penggantian jenis sekolah, alat-alat ataupun guru.
Dalam Ilmu biologi, tidak boleh dilepaskan antara kegiatan penerimaan materi dan tindak lanjutnya dalam pelaksanaan praktikum. Pelaksanaan praktikummerupakan aplikasi dalam penerapan teori. Tetapi, tidak dapat dipungkiri banyak peserta didik yang menerima ilmu biologi, tidak pernah mendapatkan kegiatan penerapan teori atau yang disebut praktikum. Berbagai kendala yang bisa terjadi adalah kurangnya fasilitas ataupun bahkan tidak ada sama sekali alat dan bahan untuk pelaksanaan praktikum dan kurangnya dana untuk mengadakan perlengkapan praktikum tersebut.
Seorang pendidik seharusnya bisa melakukan inovasi agar masalah ataupun kendala itu bisa terselesaikan dan peserta didik bisa mendapatkan dua bagian penting dari penerimaan ilmu Biologi, yaitu penerimaan teori dan penerimaan aplikasinya dalam pelaksanaan praktikum. Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah penggantian atau (substitution) alat praktikum yang sangat susah didapatkan menjadi alat praktikum yang lebih mudah didapatkan, tetapi tidak akan mengganggu siswa tersebut mencapai tujuan pelaksanaan praktikum. Misalnya Zulfatus Sa’adah, Noviana Ika S., Abdullah, enzim dapat diekstrak dengan cara pemisahan filtrat dan padatan menggunakan centrifuge kecepatan 4200 rpm selama 14 menit. Filtrat yang diperoleh siap diuji aktivitas enzimnya. Tetapi kendala lain yang didapatkan jika ditempat pendidikan tidak memiliki alat sentrifugasinya. Henny Rampe dan Agustina Tangapo (2007) memberikan suatu ide untuk mengganti alat sentifuse dengan saringan, dimana saringan tersebut memiliki fungsi yang sama dengan sentirfus yaitu memisahkan filtrate dan padatan.
Adapun kelebihan-kelebihan yang bisa didapatkan dalam penggantian alat laboratorium ke alat yang lebih sederhana, adalah :
- 1. Biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.
- 2. Tidak diperlukan jarak yang jauh untuk mengadakan alat dan bahan, apabila daerah tersebut terletak didaerah terpencil.
- Tetapi kelemahan-kelamahan yang juga didapatkan dalam penggantian alat laboratorium ke alat yang lebih sederhana, adalah :
- 1. Alat-alat yang diapakai tingkat kekeliruannya / kesalahannya lebih besar.
- 2. Alat-alat yang dipakai kadangkala tidak bisa bermultifungsi, misalnya dipakai sebagai alat pemanas dan juga alat yang didinginkan.
- 3. Alat yang dipakai belum disahkan oleh para pakar biologi baik nasional maupun internasional, seperti alat-alat laboratorium asli yang sudah dipakai secara global.
- 4. Akan ada kesusahan bagi para peseta didik jika melanjutkan tempat studi atau bekerja dilingkungan yang lebih maju, jika selama ini belum terlatih dengan alat-alat yang sebenarnya.
Inovasi untuk mengadakan penggantian alat ini tidak bisa diterapkan seterusnya, karena kelemahan yang didapatkan lebih banyak daripada kelebihannya. Oleh karena itu, besar harapan jika penggantian (pensibtutitusian) alat ini hanya diterapkan jika kondisi benar-benar tidak memungkinkan untuk mengadakan alat-alat laboratorium yang sebenarnya.Pelaksanaan praktikum dengan pensubtitution alat ini dilakukan hanya bersifat sementara dan befungsi untuk mencegah tidak adanya pelaksanaan praktikum di daerah-daerah yang tidak memungkinkan. Para pendidik juga harus berupaya untuk mengadakan alat dan bahan yang sebenarnya agar kualitas suatu praktikum akan lebih maju.
Untuk melakukan praktikum dengan alat dan bahan yang disubtitusi diharapkan para pendidik telah melakukan uji coba, sebelum menampilkan kepada peserta didik. Hal ini bermaksud untuk menguji apakah ada perbedaan hasil akhir atau masihkah berhubungan dengn tujuan praktikum ataupun tidak jika alat dan bahan telah disubtitusi.
II.2 Metabolisme “Aktivitas Enzim”
Semua aktivitas metabolisme tubuh mahluk hidup bekerja oleh sel dengn bantuan enzim. Enzim adalah biokatalisator yang merupakan molekul biopolimer dan tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai reaksi kimia yang terjadi di dalam sel yang mungkin sangat sulit dilakukan oleh reaksi kimia biasa (Wong, 1995 dalam Nursalim, 2005 dalam Damarjana dkk 2008).
Dalam penelitian Albar Budiman, Sigit Setyawan dikatakan bahwa kosentrasi subsrat, lama inkubasi dan pH mempengaruhi aktivitas enzim dalam bekerja, penelitian lain yang dilakukan oleh Doddy A. Darmajana, Wawan Agustina dan Wartika (2008) dikatakan bahwa mempengaruhi perubahan sifat fisik subsrat. misalnya perubahan kekentalan dan rasa.
Dari penelitian-penelitian diatas membuktikan terdapat banyak faktor-faktor yang mempengarufi aktifitas enzim. Faktor-faktor tersebut menentukan efektivitas kerja suatu enzim. Apabila faktor pendukung tersebut beradapada kondisi yang optimum, maka kerja enzim juga akan maksimal.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
a. Substrat – Enzim mempunyai spesifitas yang tinggi. Apabila substrat cocokdengan enzim maka kinerja enzim juga akan optimal.
b. pH (keasaman) – Enzim mempunyai kesukaan pada pH tertentu. Ada enzim yang optimal kerjanya pada kondisi asam, namun ada juga yang optimal pada kondisibasa. Namun kebanyakan enzim bekerja optimal pada pH netral.
c. Waktu – Waktu kontak/reaksi antara enzim dan substrat menentukan efektivitas
kerja enzim. Semakin lama waktu reaksi maka kerja enzim juga akan semakinoptimum.
d. Konsentrasi / jumlah enzim – Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan efektivitas kerja enzim. Semakin tinggi konsentrasi maka kerja enzim akansemakin baik dan cepat.
e. Suhu – Seperti juga pH. Semua enzim mempunyai kisaran suhu optimum untuk
kerjanya.
f. Produk Akhir – Reaksi enzimatis selalu melibatkan 2 hal, yaitu substrat dan produk akhir. Dalam beberapa hal produk akhir ternyata dapat menurunkan produktivitas kerja enzim.
Enzim adalah suatu protein dan dihasilkan oleh sel hidup. Enzim adalah protein yang mempunyai fungsi khusus. Enzim bekerja dalam mengkatalisis reaksi kimia (biokimia) yang berlangsung di dalam sel itu sendiri.. Dalam tubuh manusia sendiri ada berjuta-juta enzim yang mana peran masing-masing enzim tersebut sangat spesifik. Untuk itulah kemudian ada suatu sistem penamaan enzim. Dalam tata cara penamaan enzim, biasanya diawali dengan nama substrat dan diakhiri dengan akhiran –ase. Sebagai contoh adalah enzim sucrase, enzim ini berperan secara spesifik dalam menghidrolisis sukrosa. Lalu ada lagi enzim lipase, yang berperan dalamhidrolisis lemak (lipid).
Amilase adalah enzim dehydrogenase yang mengkatalis amilum menjadi senyawa yang lebih sederhana (seperti dextrose, maltose dan glukosa).Enzim α-amylase (dikenal juga sebagai enzim ptyalin) yang berperan dalam mengkatalisis reaksi pemecahan pati menjadi unsur penyusunnya yang lebih sederhana. Enzim ini dihasilkan secara alami di mulut bersam-sama dengan ludah (saliva) . Aktivitas amylase dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indicator Iodium. Jalan tidaknya reaksi penguraian pati oleh amylase dapat ditunjukan dengan meneteskan Iodium pada tabung campuran pati & enzim. Apabila pati terurai maka setelah ditetesi Iodium aka nada degradasi warna Iodium.
III. Pelaksanaan Praktikum Metabolisme “Aktivitas Enzim” Dengan Mempergunakan Alat & Bahan Sederhana.
Praktikum Aktivitas Enzim yang akan dijabarkan dalam makalah ini, disadur dari pelaksanaan praktikum yang disusun oleh Henny Rampe dan Agustina Tangapo (2007). Hanya saja dilakukan inovasi pada alat praktikum, agar lebih mudah dalam pengadaan alat. Dimana alat-alat yang sangat berbau laboratorium yang diperkirakan susah didapatkan, diganti dengan alat yang mudah didapatkan.
Penggantian (subtitution) alat ini telah dilakukan pada mahasiswa semester 6 Universitas Kristen Tentena (UNKRIT) di daerah Poso, Sulawesi Tengah sekitar bulan April 2011. Hal ini dikarenakan fasilitas pelaksanaan praktikum pada Universitas tersebut masih sangat terbatas, karena usia yang masih sangat muda dari Universitas untuk pengadaan alat. Pada saat pelaksanaan praktikum, hasil akhir praktikum yang ingin dicapai tidaklah berbeda dengan hasil akhir ketika pelaksanaan praktikum memakai alat dan bahan yang tersedia dilaboratorium.
Adapun alat dan bahan yang diadakan penggantian (substitution) adalah:
1. Pipet : fungsi dipakai untuk menyedot dan mengaduk cairan.
Gelas ukur : Gelas berbahan kaca / plastik bening yang dipakai untuk mengukur volume cairan.
Kedua alat ini disubtitution dengan Alat Suntik.Alasan yang dipakai adalah alat suntik juga bisa mengambil cairan yang memiliki fungsi yang sama dengan pipet, dan dapat digunakan untuk mengukur volume cairan. Selain itu alat suntik sudah bisa didapatkan diseluruh daerah yang berada di Indonesia, karena semakin luasnya fsilitas kesehatan (puskesmas) yang dibangun pemerintah sampai didaerah-daerah terpencil.
2. Tabung reaksi : wadah (tempat)untuk mereaksikan zat-zat kimia.
Alat ini disubtitution dengan gelas air mineral. Alasan yang dipakai adalah gelas air mineral juga bisa menjadi wadah dan bersifat transparan seperti tabung reaksi.
3. Sentrifuse : suatu alat yang diguakan untuk memisahkan filtrate dan cairan.
Alat ini disibtituin dengan saringan. Alasan yang dipakai adalah sarngan juga memiliki fungsi yang sama dengan sentrifuse yaitu memsahkan filtrate dan padatan.
Adapun bahan – bahan yang dipakai dalam pelaksanan praktikum ini tidak mengalami perubahan dari bahan yang dicantum pada penuntun praktikum yang disusun oleh Henny Rampe & Agustina Tangapo (2007). Hal ini dikarenakan bahan-bahan yang dipakai bisa didapatkan pada daerah-daerah mana saja dan harga yang sangat bisa dijangkau (lihat lampiran 2).
III. KESIMPULAN
Enzim merupakan protein yang bekerja sebagai biokatalisator dalam metabolisme. Mempelajari factor yang mempengaruhi aktivitas enzim yang berperan penting dalam metabolisme dengan cara aplikasi teori (praktikum), bisa mempermudah siswa dalam pemahaman metabolism secara sederhana. Tetapi permasalahan yang ada jika alat dan bahan tidak tersedia & dana untk pengadaan tidak dimiliki. Solusi yang ada seorang pendidik harus mengadakan inovasi dengan melakukan suatu penggantian (substitusi) dengan alat dan bahan yang mudah didapatkan. Misalnya penggantian pipet dengan jarum suntik, penggantian tabung reaksi dengan wadah air mineral serta alat sentrifugasi dengan saringan. Hal ini dilakukan selama tujuan dan hasil praktikum tidak berubah dari tujuan dan hasil di praktikum dengan alat dan bahan yang sebenarnya.Hasil akhir yang didapatkan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah aktivitas enzim dipengaruhi oleh kosentrasi enzim tersebut. Hasil akhir ini diketahui, karena perubahan yang ada sangat nyata nampak, dengan melihat indicator berupa perubahan warna setelah ditetesi IodiumPerubahan warna terjadi nampak dari wadah ke 1-4. Hal ini tidak berbeda dari tujuan praktikum apabila menggunakan alat yang sebenarnya.DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Albar dan Sigit Setyawan. PENGARUH KONSENTRASI SUBSTRAT, LAMA INKUBASI DAN pH DALAM PROSES ISOLASI ENZIM XYLANASE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA JERAMI PADI.Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro: Semarang
Campell, Reece., and Mitchell.2000.BIOLOGI terjemahan .Erlanga : Jakarta
Darmajana, Doddy A. Wawan Agustina dan Wartika.2008. PENGARUH KONSENTRASI ENZIM α-AMILASE TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK FILTRAT BUBUR BUAH PISANG (BAHAN PEMBUATAN TEPUNG PISANG INSTAN). Balai Besar Tepat Guna, LIPI : Subang
Dinn Wahyudin, Supriadi, Ishak Abduhak.2007. PENGANTAR PENDIDIKAN. Penebit Universitas Terbuka : Jakarta
Poedjiadi, Anna.,F.M.Titin Supriyanti. 2009.DASAR - DASAR BIOKIMIA Universitas Indonesia: Jakarta.
Rampe, Henny dan Agustina Tangapo. 2007. PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN.FMIPA Universitas Sam Ratulangi: Manado
Wildan Yatim.2003.KAMUS BIOLOGI.Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.
Yohanis Ngili.2010.BIOKIMIA DASAR.Rekayasa Sains : Bandung.
Zulfatus Sa’adah, Noviana Ika S., Abdullah. PRODUKSI ENZIM SELULASE OLEH ASPERGILLUS NIGER MENGGUNAKAN SUBSTRAT JERAMI DENGAN SISTEM FERMENTASI PADAT.Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro: Semarang
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran :Biologi
Kelas/Semester : III/ 1
Topik/Tema : Metabolisme / AktivitasEnzim
Alokasi Waktu : 90 menit
A. Kompetensi Dasar :Mengkaitkan antara anabolisme dan katabolisme dan menjelaskan proses yang terjadi, serta produk-produknya.
Indikator : Menjelaskan cara kerja enzim dan faktor pembatasnya
B. Tujuan Pembelajaran :Siswa dapat menjelaskan kaitan antara kosentrasi enzim dan aktivitas enzim
C. Materi Pembelajaran : Aktivitas Enzim
D. Metode Pembelajaran :Eksperimen, diskusi dan penugasan
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal ( 15 Menit )
· Pengajar membagikan lembar praktikum yang akan dikerjakan kepada peserta
· Pengajar menjelaskan tujuan pelaksanaan praktikum sebagai forum pendalaman materi .
Kegiatan Inti ( 50 menit )
· Pengajar memulai penyajian dengan menjelaskan tentang alat yang sebenarnya harus dipakai dalam kegiatan praktikum , tetapi belum bisa dipakai pada praktimum saat ini karena keterbatasan dana, lokasi pengadaan ataupun hal-hal lain yang menjadi kendala.
· Pengaar menjelaskan alat-alat yang dipakai sebagai pengganti alat laboratorium yang tidak bisa diadakan tersebut. Pengajar menjelaskan bahwa fungsi dari alat-alat yang asli dan pengganti itu sama, oleh karena itu diadakan penggatian untuk sementara waktu. Tetapi, apabila alat yang asli sudah bisa diadakan, maka sebaiknya memakai alat yang asli, karena banyak kelebihan pada alat yang asli tetapi tidak dimiliki pada alat pengganti, misalnya ketahanan pada panas.
· Pengajar menjelaskan juga tentang bahan-bahan yang dipakai dan fungsinya dalam praktikum tersebut. Misalnya kecambah kacang hijau sebagai enzim, larutan pati sebagai subsrat dan iodum sebagai tolak ukur (indikator) adanya perubahan aktivitas enzim ataupun tidak.
· Pengajar kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktikum sesuai dengan cara kerja yang telah tertera pada lembar pelaksaaan praktikum.
· Pengajar dalam pelaksaan praktikum harus terus mengamati pekerjaan siswa dan memberikan tuntunan kepada siswa jika mereka mengalami kesulitan.
· Pengajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan diskusi yang tertera pada lembar kerja, sesuai dengan kejadian yang telah mereka alami dalam pelaksanaan praktikum.
· Pengajar membuka tahap diskusi, dimana para siswa membandingkan hasil yang mereka amati dan pengamatan yang telah dilaksanakan oleh kelompok lainnya.
Penutup ( 25 Menit )
· Pengajar menyimpulkan hasil praktikum dan hasil diskusi
· Dalam rangka proses evaluasi pengajar memberikan tugas kepada siswa yang menjadi salah satu alat penilaian untuk mengetahui sejauh mana penguasaan praktikumyang telah dilaksanakan pada pertemuan saat itu dan hasil pekerjaan tersebut akan dibahas pada pertemuan berikut.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Alat :
1. Lumpung : 1 buah
2. Saringan / kain : 1 buah
3. Gelas air mineral (wadah) : 8 buah
4. Suntik yang belum pernah terpakai
5. Pensil warna
Bahan :
1. Kecambah kacang hijau (tauge)
2. Akuades
3. Air beras.
4. Larutan Iodium
Cara kerja :
A. Pengambilan ekstrak enzim
· Haluskan kecambah sekitar 30 buah dalam lumpung.
· Tambahkan akuades sekitar 25 ml, aduk sampai rata.
· Sentirfuse cairan, dengan cara menyaring dan ambil supernatannya. Supernatan tersebut diekstrak sebagai enzim.
B. Pengamatan pengaruh kosentrasi enzim terhadap aktivitas enzim.
· Tandai 4 gelas air mineral (wadah) dengan huruf A,B,C dan D
· Wadah-wadah tersebut diisi dengan :
ü 2 ml ekstrak enzim (tidakdiencerkan)
ü 2 ml ekstrak enzim + 4 ml akuades
ü 2 ml eksstrak enzim + 8 ml akuades
ü 2 ml akuades
· Tandai lagi 4 gelas air mineral (wadah) dengan no 1,2,3dan 4.
· Tambahkan ke dalam wadah masing-masing 1 ml air beras
· Masukan sekitar:
ü 2 ml larutan A untuk wadah 1
ü 2 ml larutan B untuk wadah 2
ü 2 ml larutan C untuk wadah 3
ü 2 ml larutan D untukwadah 4
· Tambahkan Iodium sekitar 2 tetes dan lihat perubahan warnanya. Akan ada degradasi warnadari 4 ke 1 sesuai kosentrasinya.
Hasil Pengamatan :
Isikan atau gambarkan perubahan warna pada pengamatan dengan pensil warna!
Tugas diskusi:
1. Jelaskan mengapa terdapat perbedaan warna pada wadah 1,2,3, dan 4 diakhir praktikum!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar